THE MASK OF LIFE
Ada beberapa hal di dunia ini yang membuat kita
sungguh heran dan bahkan tidak mengerti tentang siapa diri kita, apa tujuan
kita dan kemana kita akan melangkah. That’s right..hidup menjadi seorang
manusia itu sungguh rumit dan kadang seperti benang kusut yang susah dibentuk.
Kita tidak tau berperan sebagai apa dan harus memainkan lakon apa dalam
kehidupan. Bahkan tak jarang manusia menggunakan topeng lakon untuk menutupi
siapa dirinya.
Tiap
perilaku manusia dari hari ke hari yang gua lihat dan rasakan semakin digusting
and judgemental terhadap sesamanya. Dan gua sering menemukan manusia
bermuka dua, tiga, dan empat bahkan sampai cari muka dengan upaya menjatuhkan
orang lain, menyebar fitnah, dan menilai orang cuma dari appearancenya. Lihat
manusia dengan sikap begitu buat gua jadi jengah dan enggan untuk terlalu
bersosialisasi dengan banyak orang. Well…tapi sebenarnya kalau dipikir – pikir
ya emang begitulah, As long as you live. You will be together with the persons
like that and couldn’t avoid it.
That’s
why I just said then, tiap orang menggunakan topeng untuk menutupi sisi
lain dari dirinya dan melebur di society yang menuntut seseorang harus berlaku
dan bersikap sesuai keadaan, kalau enggak, lo akan dikucilkan dan dianggap aneh
sama orang – orang di sekitar. In fact nih yah orang – orang tuh gak
bakal peduli siapa diri lo. Misalkan gua yang orangnya kalau di depan orang
yang baru kenal, gua merasa malas untuk terlalu banyak omong, trus enggan untuk
ngomong duluan atau sekedar basa – basi berkenalan, Eh..tapi sebenarnya gak
juga sih. Kadang – kadang aja suka begitu.
Dan
gua rasa ketika menggunakan topeng dan berlaku seperti bukan diri kita sama aja
kita harus berpura – pura jadi pribadi berbeda saat berinteraksi dengan orang –
orang. Contohnya gua yang sebenarnya males untuk ngomong sama teman saat
ngumpul trus topik pembicaraanya ngomongin orang lain atau ngomongin hal – hal
yang gak ada faedahnya, tapi terpaksa gua harus memasang topeng seolah – olah tertarik
sama apa yang diomongin dan jadi pendengar yang baik, Dilain sisi juga kadang kalau ngumpul sama
keluarga terus yang diomongin juga gak sesuai dengan gua, Alhasil berpura –
pura tertarik karena menghindari di cap sombong. Sometimes I want to be left
alone, dan gua lebih memilih di rumah sendiri karena bebas mau lakuin apa
aja tanpa harus jadi orang lain.
Kesimpulannya,
kita manusia terlahir sebagai individu yang memiliki karakter, cara pandang dan
pola pikir yang berbeda. Alangkah bijaknya dalam kehidupan ini gua memakai kata
toleransi yang bukan hanya untuk agama maupun suku sebagai pengikat dalam hidup
bersosialisasi, tetapi bisa menerima dan menghargai ‘keunikan’ dari sikap dan sudut pandang
tiap individu. Gua pikir tiap orang juga punya kebebasan individu seperti apa dirinya di lingkungan tanpa harus
ada omongan atau cap aneh dari orang yang gak suka. At least, itu tidak
merugikan dan tidak mengganggu hidup orang lain.
Karena
pada akhirnya hidup bukan hanya mengikuti pola yang ada dan menyesuaikan keadaan
terus, tapi menjadi siapa diri kita dan menerima orang lain yang beda dari kita
tanpa harus memakai topeng untuk menutupi yang sebenarnya.
Sekian
dulu ya, gua gak tau menurut lo ini tulisan ngalor ngidul, btw tulisan ini cuma
based on personal opinion w semata.
Komentar
Posting Komentar