Postingan

Catatan Dewi

 harusnya aku gak pernah ada di bumi harusnya aku mati ditabrak saat usia 6 tahun. Harusnya aku digugurkan dalam kandungan sejak dini. Sampai kapan aku harus berdampingan dengan perasaan memuakkan ini... Berhadapan dengan rasa takut, cemas dan suara berisik yang memenuhi isi kepala di tiap malam panjang... Bisakah aku pulang lebih dulu... walau aku tak tau rumah yang mana harus ku tuju... Aku hanyalah manusia pecundang yang takut dengan kehidupan.... aku sperti tercekik ditiap harinya... Dan menggoreskan luka dikulit untuk membalas rasa sakitnya. 

Dear MySelf (14)

  Dear MySelf Hai sosok kecil yang duduk diam di pojok ruang gelap… Apakabar dirimu dewasa ini? Apakah menyenangkan menjadi dewasa? Atau menyedihkan dan sesulit itukah saat ini? Bahkan takut untuk menatap mata orang – orang disekelilingmu. Kau yang saat itu remaja begitu tumbuh indah dengan harapan dan impian yang mengukir senyummu. Ah menyakitkan ternyata melihatmu terdiam dalam tangis seperti ini. Mari sini kupeluk sejenak dirimu, Luka mana yang menyakitkanmu? Maaf kalau aku terlalu lama mengabaikan keberadaanmu. Kau sudah bertahan untuk ada sampai sejauh ini. Maaf bila aku tak pernah sekalipun memeluk dirimu. Kau terluka untuk bertahan dan tersenyum untuk selalu berharap menanti hal indah yang datang. Maaf meninggalkanmu sendirian demi egoku yang penuh ambisi. Kau terluka karena egoku Kau begitu berharga wahai sosok kecilku Aku berjanji untuk menggenggam tanganmu erat selalu. Mari kita mulai perjalanan ini bersama. Bila menyakitkan dan memilukan

Dear My Self

  Kenapa hari begitu menyiksa Ketika dewasa? Bahkan aku tak pernah terpikir akan sesusah ini tuk dijalani. Ketakutan, kecemasan dan keraguan seolah menjadi bom yang siap meledak yang tak bisa aku lenyapkan. Begitu berat Ketika ingin menutup mata, menangis tanpa bisa meneteskan air mata. Kemuakkan yang harus dilakoni setiap hari.   Bahkan aku tak bisa menangis Ketika aku sakit. Menahan perasaan itu tak baik tapi ku lakukan seakan aku seperti manusia yang mati rasa. Sakit… kenapa yang di dalam ini semakin terasa sakit seiring bertambah dewasa aku. Aku mendapati diriku memeluk diri sendiri yang begitu malang, seorang yang tak bisa memenuhi kemauan orangtuanya. Seorang yang gagal dalam banyak hal, seorang yang sedang menanti cita – citanya. Hingga tak tau apa definisi Bahagia untuk dirinya. Apakah Ia Bahagia melakukan itu semua? Apakah benar – benar melakukan itu untuk dirinya?.   Aku mendapati diriku kesal menjadi dewasa yang gagal. Aku bukan menjadi aku yang seutuhnya, aku diharuskan

Dear MySelf

  Aku Kembali lagi menulis di malam yang begitu melelahkan ini,   Bukan karena aku tak ingin beristirahat, Rasanya aku ingin mengosongkan isi kepala ku yang penuh ini. Aku baru saja selesai menonton sebuah film berjudul “Black Swan” yang cukup menarik, aku sepertimerasakan emosi pemain bernama Nina seorang ballerina yang penuh ambisi agar dapat menjadi karakter yang sempurna. Hingga disaat ia ingin menjadi sempurna membuat dia menjadi seorang yang menghalalkan berbagai cara dengan ambisi yang dilakukan. Menjadi sempurna terkadang tak selalu memiliki akhir yang baik, Gambaran dari sebuah “Black Swan” menjadi sempurna membuat seseorang jadi monster dalam dirinya, kadang gambaran diri nina adalah diri kita masing – masing. Berusaha terlihat Sempurna dimata orang lain, hingga kehilangan diri kita sendiri, Sempurna ternyata kerap membuat diri terluka. Malam yang Panjang ini aku habiskan hanya dengan overthinking yang Kembali datang, entahlah aku benci dengan diriku yangt terlalu banya