Dear MySelf (14)

 Dear MySelf

Hai sosok kecil yang duduk diam di pojok ruang gelap…

Apakabar dirimu dewasa ini?

Apakah menyenangkan menjadi dewasa?

Atau menyedihkan dan sesulit itukah saat ini?

Bahkan takut untuk menatap mata orang – orang disekelilingmu.

Kau yang saat itu remaja begitu tumbuh indah dengan harapan dan impian yang mengukir senyummu.

Ah menyakitkan ternyata melihatmu terdiam dalam tangis seperti ini.

Mari sini kupeluk sejenak dirimu,

Luka mana yang menyakitkanmu?

Maaf kalau aku terlalu lama mengabaikan keberadaanmu.

Kau sudah bertahan untuk ada sampai sejauh ini.

Maaf bila aku tak pernah sekalipun memeluk dirimu.

Kau terluka untuk bertahan dan tersenyum untuk selalu berharap menanti hal indah yang datang.

Maaf meninggalkanmu sendirian demi egoku yang penuh ambisi.

Kau terluka karena egoku

Kau begitu berharga wahai sosok kecilku

Aku berjanji untuk menggenggam tanganmu erat selalu.

Mari kita mulai perjalanan ini bersama.

Bila menyakitkan dan memilukan bagimu untuk berjalan dan melihat dunia ini.

Akan ada aku yang menggenggam tangan dan memeluk dirimu.

Tak mengapa bila tak selalu hal baik menghampiri kita.

Tak mengapa bila sudah berusaha namun terjatuh lagi untuk beribu kalinya.

Tak perlu untuk selalu terlihat baik – baik saja.

Tak mengapa bila ingin menghindar dari tatapan manusia.

Bila cemas menghampiri dan isi kepala seperti jutaan suara manusia yang siap meledak,

Diamlah sejenak dan tutup mata, menangislah sekencang mungkin.

Akui bahwa ini dirimu sebenarnya.

Kau tak akan terlihat lemah bila hanya menangis.

Berpura – pura untuk kuat juga tak selalu baik.

Mengakui kelemahan dan menerima diri adalah hal terpenting.

Dan ingatlah semua akan baik baik saja .

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Dewi

Dear MySelf

Matahari Sore