Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Dear MySelf (14)

  Dear MySelf Hai sosok kecil yang duduk diam di pojok ruang gelap… Apakabar dirimu dewasa ini? Apakah menyenangkan menjadi dewasa? Atau menyedihkan dan sesulit itukah saat ini? Bahkan takut untuk menatap mata orang – orang disekelilingmu. Kau yang saat itu remaja begitu tumbuh indah dengan harapan dan impian yang mengukir senyummu. Ah menyakitkan ternyata melihatmu terdiam dalam tangis seperti ini. Mari sini kupeluk sejenak dirimu, Luka mana yang menyakitkanmu? Maaf kalau aku terlalu lama mengabaikan keberadaanmu. Kau sudah bertahan untuk ada sampai sejauh ini. Maaf bila aku tak pernah sekalipun memeluk dirimu. Kau terluka untuk bertahan dan tersenyum untuk selalu berharap menanti hal indah yang datang. Maaf meninggalkanmu sendirian demi egoku yang penuh ambisi. Kau terluka karena egoku Kau begitu berharga wahai sosok kecilku Aku berjanji untuk menggenggam tanganmu erat selalu. Mari kita mulai perjalanan ini bersama. Bila menyakitkan dan memilukan

Dear My Self

  Kenapa hari begitu menyiksa Ketika dewasa? Bahkan aku tak pernah terpikir akan sesusah ini tuk dijalani. Ketakutan, kecemasan dan keraguan seolah menjadi bom yang siap meledak yang tak bisa aku lenyapkan. Begitu berat Ketika ingin menutup mata, menangis tanpa bisa meneteskan air mata. Kemuakkan yang harus dilakoni setiap hari.   Bahkan aku tak bisa menangis Ketika aku sakit. Menahan perasaan itu tak baik tapi ku lakukan seakan aku seperti manusia yang mati rasa. Sakit… kenapa yang di dalam ini semakin terasa sakit seiring bertambah dewasa aku. Aku mendapati diriku memeluk diri sendiri yang begitu malang, seorang yang tak bisa memenuhi kemauan orangtuanya. Seorang yang gagal dalam banyak hal, seorang yang sedang menanti cita – citanya. Hingga tak tau apa definisi Bahagia untuk dirinya. Apakah Ia Bahagia melakukan itu semua? Apakah benar – benar melakukan itu untuk dirinya?.   Aku mendapati diriku kesal menjadi dewasa yang gagal. Aku bukan menjadi aku yang seutuhnya, aku diharuskan