Whatever Your Skin Color
Whatever Your Skin Color
By: Dewi
“Loe pengen cantik?, yah harus putih dong kulitnya”.
“Loe gak bakal ditaksir sama tuh cowoklah, ngaca gih, udah item, jelek lagi”
“Ih tuh cowok kok mau sih pacaran sama tuh cewek?, padahal ceweknya hitam gitu, cantik darimananya coba”.
“ Eh kayaknya lu harus cobain nih produk kecantian deh, bagus tau, bisa putihin kulit secara cepat”.
“Oh dia yang juara kelas, yang kulitnya hitam itu ya?”.
Ucapan di atas tersebut mungkin sering kita dengar di lingkungan sekitar kita, entah di sekolah, di tempat kerja atau bahkan di rumah yang terkadang kita cuma bisa diam dan simpan perasaan dalam hati tentang perkataan tersebut.
Dan gue sebagai penulis artikel ini pun pernah mengalami hal seperti ini, bisa dibilang ini Colorism (diskriminasi terhadap warna kulit). Gua terlahir sebagai wanita yang memiliki kulit gelap dan rambut keriting, seiring gua bertumbuh menjadi seorang anak – anak, gua kerap kali pernah dikatain oleh teman main rambut gua yang keriting. Dan waktu kelas 6 SD akhirnya gua pernah kesalon dan meluruskan rambut. So, gak diejek lagi karena rambut gua keriting.
Beranjak ke SMP karena gua sering main panas – panasan kulit jadi tambah gelap dan di masa itu gua belum kenal skincare kayak sekarang ini. Karena saat SMP gua amat cuek dengan penampilan dan masih menikmati masa bermain dengan teman – teman jadinya gak peduli gitu kalau ada orang yang omong penampilan gua.
Beranjak SMK di momen ini mulai berasa banget yang namanya diskrimanasi warna kulit, jadi mulai mikir dan terbawa perasaan. Jadi saat SMK gua pindah ke kota tempat orangtua gua tinggal. Gua sangat gak suka sebenarnya apalagi ada keluarga dari nyokap juga. Kalau ngumpul pasti kadang suka ledekin gua entah yang fisik atau warna kulit gua, awalnya cuek tapi lama – lama kok jadi merisihkan gini ya?. Kesel gak sih kadang nyokap sendiri ngatain gua itemlah, kelinglah. Iyat mungkin awalnya bercanda, tapi lama – lama kesel dan jadi insecure sendiri.
Apalagi di masa itu kulit putih, mulus selalu dipuji – puji. Misalnya ada saudara yang cantik pasti suka diomongin “Iya dia tuh cantik, kulitnya putih bersih lagi” dan parahnya suka dibandingin gitu. Pokoknya kalau yang kulitnya putih pasti selalu minim akan bullyan dan selalu dapat tempat untuk bergaul. Dan dulu gua sangat kesel gitu kenapa harus punya warna kulit kayak gini?. Karena pasti diejek mulu, nama gua diubah jadi kelinglah, si itemlah. Pengen makeup ala korea pasti dibilang gak cocoklah karena masalahnya kulit gua, sementara you knowlah Korean people skin is white. Tiap pake warna baju apapun pasti serba salah, dibilang gak cocoklah karena masalah warna kulit gua lagi. Lelah aku tuh guys”.
Seiring dewasa setelah bekerja gua mengubah diri dan perbanyak pengetahuan, semakin gua banyak baca dan mendengar orang yang memiliki warna kulit yang sama seperti gua dan bagaimana mereka tetap bisa percaya diri di depan umum, agak sedikit mengubah mindset gua tentang warna kulit, dan gua menerima diri apa adanya dengan warna kulit seperti ini. Dan kalau kata RM Leader BTS “Tidak ada yang dilahirkan jelek, kita hanya dilahirkan di masyarakat yang suka menghakimi”. Terkadang society kita sendiri suka membuat standar kecantikan berdasarkan apa yang menurut mereka bagus dan enak di lihat di mata , tanpa mengerti esensi dari Cantik itu sendiri. Whatever your skin color, You’re deserve to beautifull. Sejatinya mencintai fisik sendiri itu adalah bagian dari Mencintai diri kita seutuhnya secara luar dan dalam, kita memahami fisik kita bukan untuk dipandang menjadi suatu kekurangan, tapi kita sadar bahwa kita adalah unik, Dan versi terbaik untuk diri kita. Berhenti untuk mengatakan “Kulitku terlalu gelap, or mataku terlalu sipit, badanku terlalu gemuk, hidungku terlalu besar atau apapun”, karena ketika kita tidak bisa menerima fisik kita sendiri, bagaimana kita dapat mengatakan “I love myself”. Whatever your skin color, you’re deserve to beautifull, you’re deserve to be loved.
Sekian dulu tulisan random ini, dan w tulis ini teruntuk diri w sendiri, dan buat kalian yang di luar sana mungkin merasakan hal yang sama, mari peluk diri kita sendiri, dan katakan “ I love myself with all of things I have”.

Komentar
Posting Komentar