FREEDOM
By : Dewi
Sri Wahyuni
Sepertinya
gua pengen nulis tapi yang ada di otak cuma satu kata, rasanya tuh pusing ga
menentu. Dan gua harus memaksa bagian dari otak ini untuk mengembangkan satu
kata itu. “FREEDOM”. Ok let’s talk about it. Maybe the peoples of around the world having
opinion about freedom. Especially for me, freedom is being free to do something
or speak or act without imposed restrainst. Gua merasa setiap manusia yang
ada di muka bumi ini memiliki freedom
untuk jadi manusia seperti apa. Dalam proses freedom ini terkadang kita harus bertentangan dengan yang lagi –
lagi namanya society. Di satu sisi
kita harus me limit diri kita demi
‘kata orang’, ya emang sih kita hidup saling berdampingan dan punya aturan –
aturan yang ditetapkan.
Gua
merasa ada deep impact buat generasi
kita zaman dahulu hingga saat ini yang gua sendiri rasakan. Dari sekian lamanya
Indonesia dijajah oleh penjajah, Kolonial Belanda 350 tahun dan Jepang 3,5
tahun sangat memberikan dampak secara psikologis buat generasi Indonesia.
Memang Indonesia secara utuh telah memperoleh kemerdekaannya, tapi apakah
generasi kita sudah merdeka secara pemikiran dan mental?, Tapi ya sudahlah gua
gak mau terlalu serius ngebahas secara nasional. Di sini gua ingin membahas freedom
dalam aspek kehidupan. Gua punya pertanyaan di otak gua ini tentang freedom,
apakah kalian udah memiliki secara utuh gak sih freedom yang dimiliki?. Entah
itu kalian sebagai anak dalam keluarga, anggota dalam organisasi, siswa
disekolah, dalam pertemanan, percintaan, bahkan dalam memiliki pemikiran dan
pendapat.
Bagi
gua freedom adalah harga mahal yang
gak bisa gua dapatkan darimanapun. Di keluarga gua adalah tipikal yang susah
menerima pendapat yang berbeda, setiap kali punya pemikiran yang berbeda bakal
di cap aneh dan harus sependapat dengan apa yang menurut mereka benar, Why? Apakah menjadi berbeda itu salah?.
Iya sih dan gua sendiri merasa freedom gua dikurung dengan aturan keluarga dan karena
itu gua harus menahan untuk tidak mengeluarkan pemikiran dan pendapat sendiri,
sering gua merasa frustasi dan tertekan karena gak bisa mengungkapkan apa yang
ada dipikiran dan akhirnya terpendam, bahkan gua mnjadi orang yang lebih banyak
diam dan kaku. Gua adalah tipikal yang bisa dikatakan ‘struggle’ karena gua memiliki pemikiran dan cara pandang yang
berbeda dari keluarga. Kalau di sekolah pun gua gak memiliki freedom dalam
berdiskusi, teman – teman akan mencap aneh bahkan dijauhi kalau gua punya opini
berbeda, bahkan dibangku kuliah pun seperti itu. Namun freedom yang bikin gua menjadi diri sendiri yaitu dalam pertemanan,
gua bebas to be myself, ngakak sesuka
hati tanpa harus berpura – pura menjadi
cewek calmy, bisa blak – blakan dan
apa adanya.
Dunia
ini begitu luas dan banyak hal yang bisa
kita pelajari dari sekedar kita mencap aneh orang atau menjauhi orang karena
gak sama pendapat dengan kita. Gua melihat generasi kita masih terjajah freedomnya secara mental dan pemikiran. Harapan
gua buat generasi muda, menjadi berbeda tidak ada yang salah, kalian memiliki freedom untuk menjadi apapun. Namun
gunakan akal waras kalian agar tidak terjerumus dengan freedom yang salah membawa arah. Life the only once. Gunakan waktu yang sekali itu untuk menjadi
manfaat dengan memerdekakan kreativitas, pemikiran dan cara pandang terbuka
untuk menerima apapun perbedaan yang ada di dunia ini dan saling respek satu
sama lain.
Dan harapan untuk si Dewi ini sang pemilik hati
dan pikiran ini, memiliki freedom untuk jadi orang yang idealis, kritis, dan analis, woww kedengarannya extreme sekali. Enggalah gua tetap jadi diri sendiri. At least, gua bisa menjadi penulis yang freedom. Menulis dengan apa yang gua pikirkan dan rasakan
Komentar
Posting Komentar