Nilai
sebuah 1 Koin
By
: Dewi Sri Wahyuni
Ada
seorang lelaki tua dengan tampang lusuh, dekil dan berparas iba yang sedang
berjalan di tengah keramaian penduduk, lelaki tua itu begitu kelaparan dan
hanya memiliki 1 koin namun sangat tidak cukup untuk membeli sebuah makanan. Dan
ada seorang saudagar kaya yang memilki uang banyak berjalan dan berpapasan
dengan lelaki tua itu. Ia pun langsung bersujud kepada sang saudagar dan
berkata “Wahai Tuan yang baik hati,,berbelas kasihanlah kepada diriku ini. Aku
sangat lapar dan hanya memilki satu koin, sekiranya aku boleh membeli roti yang
kau milki dengan uang yang kumilki ini, aku sangat berterima kasih”. Namun
dengan sombongnya si saudagar berkata “Wahai pak tua, uang 1 koin yang kau
hanya cukup membeli seonggok pasir saja”, sambil saudagar itu tertawa. Akhirnya
lelaki tua itu pergi dengan hati yang sedih.
Keesokan
harinya saudagar pergi dengan membawa uang yang banyak sekitar 799 koin untuk
membeli tanah yang ia sudah perkirakan harganya kepada pemilik di suatu kota.
Dan si lelaki tua berpapasan dengannya pula saat itu, si saudagar ini dengan
sombongnya berkata “ Hai lelaki tua 1 koin, untuk apa kau datang ke sini?, kau pikir
dengan uang 1 koinmu itu bisa berhayal membeli tanah yang akan ku beli, bahkan
1 seonggok pasir pun tak dapat dengan 1 koinmu itu”. Namun lelaki tua hanya
diam dan tertunduk. Pelelangan pun dimulai. Dan si saudagar itu mulai menawar
dengan harga yang sesuai dengan uang yang sudah ia bawa 799 koin. Namun tiba –
tiba si Pemilik tanah menginginkan 800 koin untuk harga tanahnya. Si Saudagar
pun kebingungan harus bagaimana antara kesal, namun tetap ingin sekali membeli
tanah itu.
Dan
akhirnya si lelaki tua tadi yang berdiam disitu mendengar apa yang terjadi,
dengan mudahnya ia mengulurkan tangannya yang menggenggam uang 1 koin dan
memberikan dengan sukarela kepada saudagar kaya itu. Lelaki tua itu berkata “Tuan,
1 koin ini bisa kau pakai untuk menggenapi 799 koin mu itu, dan kau bisa
membeli sebidang tanah yang kau inginkan”. Dengan perasaan malu dan merasa
karena telah menghina lelaki tua itu, si saudagar akhirnya meminta maaf “
Hatimu begitu pemaaf, bahkan tanganmu ringan memberi di tengah keadaan yang
kekurangan,,,bahkan 1 koinmu ini begitu berharga kau berikan padaku hingga aku
bisa cukup membeli tanah ini”.
Dari ilustrasi di atas, kita belajar
tentang satu hal sederhana dalam kehidupan mengenai 1 koin yang mungkin kita
lihat tidak bernilai apa – apa, bisa buat apa sih dengan 1 koin itu?. Kita
hidup di dunia yang menuntut kita untuk melakukan suatu hal – hal yang besar dan penemuan yang
spektakuler, seakan – akan kita sedang dalam suatu perlombaan untuk menjadi
yang terbaik dan melupakan hal – hal sederhana yang begitu berharga.
Satu koin di atas memberi pelajaran
dalam hidup nilai – nilai terkecil sekalipun dapat membawa dampak untuk
kehidupan. Dan lelaki tua tersebut digambarkan seseorang yang memiliki
keterbatasan namun bisa bermanfaat untuk orang di sekelilingnya. Dan si
saudagar adalah orang yang sibuk dengan apa yang dimiliki dan lupa bahwa dia
juga membutuhkan orang yang di bawahnya untuk menolong dirinya juga. Kita boleh
menjadi besar dan meraih apa yang kita inginkan, namun satu hal jangan
sekalipun belajar untuk merendahkan yang kurang dari kita dan merasa lebih
darinya. Hidup ini saling melengkapi bukan “membatasi” antara lemah dan kuat. Pintar
– bodoh , cantik – jelek, kaya – miskin. Apapun itu status dan dari kalangan
manapun, semua manusia berhak untuk dihargai hidupnya entah bagaimanapun
keadaanya. Dan kita belajar untuk menjadi orang yang bisa menghargai orang dan
memperlakukan seseorang sebagai mana mestinya.
Komentar
Posting Komentar