Dear MySelf
Setiap dari kita adalah pemeran terbaik di Semesta yang sebercanda ini
Betapa cerdiknya kita menutupi sisi gelap diri ini dengan peran sebagai orang yang selalu terlihat sempurna di mata orang lain
Bahkan saat kecil kita selalu dituntut untuk menjadi seorang yang harus selalu kuat agar bisa bertahan dengan kerasnya kehidupan
Kita ditempah untuk menjadi sosok tanpa emosi
Menangis adalah kelemahan dan menangis adalah kegagalan.
Bahkan tak seorangpun ingin menahu kenapa kita menangis.
Kita ditempah menjadi sosok penurut tanpa harus menyakan sebuah alasan kenapa harus menurut
Mengeluarkan pendapat dianggap suatu bentuk pemberontakkan
Didik dan ditegur dengan keras adalah tanda kasih sayang yang sesungguhnya.
Sebercanda itu mental dipermainkan.
Hingga dewasa aku mengerti diriku
Bahwa banyak racun yang tertanam dalam jiwaku
Aku seperti bom waktu yang siap meledak
Semua didikan yang ku dapat adalah racun untuk dimasa depanku
Aku bukan menjadi seorang yang kuat
Aku sering menjadi seorang yang mengeluarkan air mata
Bahkan saat aku menceritakan perasaanku
Semua dianggap biasa
Semakin aku tak dapat menemukan ketenangan
Semesta, kenapa sebercanda ini skenario diriku?
Harus selalu menjadi normal di mata orang lain
Menjadi diri sendiri adalah kesalahan
Sungguh kejam yang bernama manusia
Apa aku harus selalu keras dengan diriku?
Apa tak boleh sedikitpun menjadi seorang yang sedang tidak baik – baik saja?
Biarkan aku terpejam sejenak dengan tenang.
Karena menangis dimalam haripun aku butuh tenaga
Komentar
Posting Komentar